Jumat, 09 April 2010

the beauty of blog


Menulis adalah hidup saya.
Tapi, menulis blog adalah hal lain.
Menulis blog berarti menulis kehidupan...



Sejak dulu saya memang bukan pemerhati teknologi. Beberapa kawan bahkan sering kali mengejek saya dengan panggilan "gaptek" karena kebutaan saya terhadap teknologi terbaru. Makanya, ketika blog mulai populer, saya adalah salah satu orang yang tidak menyambut hangat konsep ini, bahkan cenderung bersikap sinis.

Awalnya konsep "buku harian publik" yang ditawarkan blog terasa sangat aneh dan tidak masuk akal bagi saya. Maklum, pengertian buku harian untuk saya adalah sesuatu yang personal yang seharusnya saya simpan sendiri. Saya teringat sebuah kejadian memalukan di Sekolah Dasar ketika seorang kawan menemukan buku harian saya dan membacanya keras-keras di depan kelas. Sejak saat itu, saya mengunci rapat-rapat buku harian saya dan berjanji akan menjaganya dengan nyawa saya. Hahaha.
Mungkin saya berlebihan, tapi itulah yang saya lakukan seterusnya.

Sikap anti saya terhadap blog juga sempat mengherankan banyak orang. Profesi saya sebagai reporter di sebuah majalah remaja membuat orang yakin saya cukup rajin menulis blog. Tapi, mereka selalu berakhir kerutan di dahi setelah mendengar saya membenci blog.

Sampai dua bulan lalu, saya masih belum percaya akan konsep blog. Menulis blog, bagi saya adalah menelanjangi diri sendiri, menerjang batas privasi, dan membiarkan jutaan orang mengakses kehidupan saya. Saya tidak percaya saya akan menulis blog sampai pembicaraan sore itu dengan seorang kawan.

Kawan saya bukan tipe penulis tapi dia punya blog dan cukup rajin mengisinya. Saya pikir dia lebih seperti tipe narsis. Dia bilang, "Ngapain nulis, kalau nggak ada yang baca? Kalau di blog, orang jadi tahu soal kita tanpa perlu kita bilang. That's the beauty of it. Mereka tinggal baca dan kalau beruntung, kita bisa tahu komentar mereka. " katanya sambil menyeruput segelas hot chocolate di depannya.

Setelah pembicaraan sore itu, saya jadi berpikir ulang tentang menulis blog. Kalau saya tidak berani menulis blog, berarti saya tidak ada bedanya dengan kura-kura kecil yang selalu sembunyi dalam tempurungnya. Kalau dia tidak berani keluar dari tempurungnya, mana ada orang yang bisa mengenalnya? Mana ada orang yang bisa melihat keindahan kulitnya? Atau memberi tahunya tentang luka di ekornya? Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menulis blog. Bukan hanya sebagai bagian untuk menunjukkan diri dan eksistensi saya kepada dunia, tapi lebih sebagai upaya saya untuk jujur terhadap diri sendiri.

Maka,di sinilah saya sekarang menulis. Dan di sanalah Anda membaca tulisan saya. Di titik inilah kita bertemu, memulai perjalanan baru dan berbagi kisah yang disebut hidup.

4 komentar:

  1. Hai buns,welcome yaaaaa!!!
    Nice post!! :)

    BalasHapus
  2. hello there, bee...
    i'm welcoming you!
    don't forget stop by to see my posting, too ;P

    BalasHapus
  3. bagi saya, tujuan menulis blog untuk belajar; belajar dari pengalaman sebelumnya yang suka dilupakan, padahal waktu kejadian, teringat betul. Maka, saya capture moment itu. :)
    kadang, kita bisa jalan kembali ketika tersadar bagaimana kita belajar merangkak dan melangkah kecil.

    BalasHapus